BMW Mempertimbangkan Kebangkitan Range-Extender seiring Meningkatnya Permintaan

17

BMW dilaporkan sedang mengevaluasi kembalinya teknologi range-extender – menggabungkan tenaga listrik dengan mesin pembakaran kecil untuk jarak berkendara yang lebih jauh – didorong oleh meningkatnya minat konsumen, khususnya di Tiongkok dan AS. Meskipun perusahaan belum mengonfirmasi langkah tersebut, diskusi internal menunjukkan bahwa model X5 dan 7-Series sedang dipertimbangkan untuk pendekatan hybrid ini.

Mengapa Range Extender Mendapatkan Daya Tarik

Kemunculan kembali produk perluasan jangkauan (range extender) terjadi ketika para pembuat mobil bergulat dengan keraguan konsumen terhadap adopsi kendaraan listrik penuh (EV). Kekhawatiran utama mencakup keterbatasan jangkauan, kesenjangan infrastruktur, dan hambatan psikologis yang masih ada untuk beralih sepenuhnya dari bahan bakar bensin. Bagi pelanggan yang tidak ingin berkomitmen penuh pada gaya hidup kendaraan listrik, range-extender menawarkan jalan tengah: manfaat berkendara listrik untuk perjalanan sehari-hari, dengan mesin bensin untuk perjalanan jauh di mana pengisian daya mungkin tidak tersedia atau tidak nyaman.

Tren ini terutama terlihat di Tiongkok, di mana permintaan terhadap EREV (kendaraan listrik jarak jauh) sedang melonjak. Di AS, Jeep, Ram, Hyundai, dan Scout sedang mengembangkan atau sudah menawarkan model range-extender, dengan Scout melaporkan bahwa lebih dari 80% pre-order untuk pikap Terra dan SUV Traveler barunya ditujukan untuk versi jarak jauh. Hal ini menunjukkan preferensi yang jelas terhadap fleksibilitas yang diberikan kendaraan ini.

Posisi Strategis BMW

BMW sebelumnya memelopori teknologi range-extender dengan i3, tetapi menghentikan opsi tersebut karena teknologi baterai meningkat dan kendaraan listrik murni menjadi lebih layak digunakan. Kini, dengan kembalinya permintaan, BMW tampaknya siap memasuki kembali pasar.

Keunggulan ukuran perusahaan – model Seri X5 dan 7 memiliki ruang yang luas untuk mesin generator kompak tanpa mengorbankan ruang penumpang atau kargo – menjadikannya kandidat yang ideal. Selain itu, BMW telah memproduksi sebagian besar komponen yang diperlukan sendiri, termasuk baterai, motor listrik, dan mesin kecil, sehingga meminimalkan biaya investasi.

Implikasi yang Lebih Luas

Jika BMW berkomitmen pada perluasan jangkauan, hal ini dapat mendorong produsen mobil Jerman lainnya untuk mengikuti jejaknya. Langkah ini juga menggarisbawahi semakin besarnya penerimaan terhadap solusi hibrida sebagai jembatan menuju elektrifikasi penuh, bukan sebuah lompatan langsung. Bertahannya permintaan range-extender menunjukkan bahwa transisi ke kendaraan listrik kemungkinan akan terjadi lebih bertahap dibandingkan perkiraan beberapa industri.

Juru bicara perusahaan menyatakan bahwa BMW “terus menganalisis pola penggunaan, kebutuhan pelanggan dan perkembangan pasar serta meninjau potensi pasar dari berbagai teknologi.” Hal ini menegaskan bahwa perusahaan secara aktif mempertimbangkan kemungkinan tersebut, meskipun tidak akan berkomentar secara langsung secara spesifik.

Kesimpulannya, potensi kembalinya BMW ke teknologi range-extender mencerminkan respons pragmatis terhadap preferensi konsumen dan realitas pasar yang terus berubah. Langkah ini dapat menandakan pergeseran yang lebih luas dalam industri otomotif menuju solusi hibrida sebagai jalur yang lebih praktis menuju elektrifikasi.